Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Haiii... perkenalkan nama saya Raida Namira Aulia, salah satu mahasiswi program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Nusa Putra. Saya termasuk satu dari sekian banyak orang yang bersyukur bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Di Universitas Nusa putra memiliki ciri khas dalam pendekatan untuk mendidik mahasiswanya, yaitu dengan sebuah tatanan nilai bernama Trilogi Nusa Putra, yang mengajarkan mahasiswa dan seluruh civitas akademikannya untuk selalu mengutamakan cinta kasih illahiyah, cinta kasih kepada orang tua dan cinta kasih kepada sesama manusia. Dibuatnya blog ini untuk berbagi pengalaman saya terkait pengimplementasian atau pengamalan dari trilogi nusa putra ini.
PENGAMALAN CINTA KASIH ILLAHIYAH (AMOR DEUS)
Apabila kita hidup ditengah-tengah masyarakat yang notabene mayoritas muslim dan bermazhab Imam Asy-Syafi'i, maka kita akan mengenal istilah tawasul. Tawasul menurut bahasa, Al-wasilah berarti segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekatkan kepada sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tawasul adalah mengerjakan suatu amal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tawasul yaitu suatu kegiatan memohon atau berdoa kepada Allah SWT dengan perantara nama seseorang yang dianggap suci dan dekat kepada Tuhan. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap seminggu sekali pada hari minggu malam bertempat di Mesjid Al-Islah Pondok Pesantren Mahasiswa Raudhatul Irfan, Kp. Cibatu Rt 24 Rw 06, Kec. Cisaat, Sukabumi yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Ponpes Raudhatul Irfan atau santri yang telah dipercaya untuk menggantikan Bapak Ustadz yang berhalangan hadir dan diikuti oleh para santri dan jamaah yang hadir.
Tawasul juga merupakan sarana atau wasilah agar doa atau ibadah kita dapat diterima Allah SWT. Tawasul dapat diartikan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, mengikuti petunjuk Rasul-Nya dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan diridhai-Nya. Lebih jelasnya adalah kita melakukan suatu ibadah dengan maksud mendapatkan keridhaan Allah dan surga-Nya. Manfaat yang sudah saya rasakan dari pengamalan cinta kasih Kepada Illahiyah atau Tuhan Yang Maha Esa ini adalah hati menjadi tenang dan damai.
PENGAMALAN CINTA KASIH KEPADA ORANG TUA (PARENTIUM)
Peran orang tua bagi saya seperti Nirmala, yang mana dalam bahasa Indonesia berarti tanpa cacat cela, bersih, suci, tidak bernoda. Itulah mereka, dua orang yang akan mempertaruhkan apapun yang mereka miliki, dan mengusahakan apapun yang diinginkan oleh anak-anaknya. Bersyukur terlahir dari keluarga yang hangat dan sederhana, meskipun kedua orang tua saya di belakang namanya tidak mempunyai gelar sarjana tapi saya bangga. Mereka berprinsip, ingin kehidupan anaknya jauh lebih baik dari pada mereka di masa depan.
Salah satu alasan saya berkuliah pun, itu berkat dorongan dan dukungan dari kedua orang tua. Begitu pentingnya mereka berdua bagi kehidupan saya. Cara mengamalkan cinta kasih kepada orang tua yang telah saya lakukan adalah dengan selalu mendoakan untuk kebaikan beliau disetiap selesai sholat, kemudian selalu berkata sopan dan santun kepada beliau, dan yang paling sering saya lakukan adalah membantu meringankan pekerjaan rumah.
Dengan mengamalkan Cinta kasih kepada orang tua, maka kita sedikit demi sedikit akan membuka jalan kesuksesan tidak hanya di dunia namun sampai akhirat.
PENGAMALAN CINTA KASIH KEPADA SESAMA MANUSIA
Yang menjadi faktor utama saya memilih masuk program studi Pendidikan Guru Sekolah dasar di Universitas Nusa Putra adalah karena saya awalnya sangat senang bermain bersama anak-anak. Terlahir menjadi anak bungsu dari 2 bersaudara, membuat saya terkadang kesepian dirumah. Ditambah saya hanya memiliki satu orang kakak laki-laki yang terpaut usia 5 tahun.
Sangat menyenangkan berinteraksi dengan anak-anak, khususnya anak usia sekolah dasar yang masih polos dan gemar bermain. Saya selalu berusaha membuat mereka senang dan nyaman, memperlakukan mereka seperti adik. Apalagi kelak nanti saya pun akan menjadi seorang ibu, yang mana ibu selalu dikaitkan dengan istilah "Al-Ummu madrasatul ula, iza adadtaha adadta syaban thayyibal araq”. Yang artinya, "Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya".
Sejalan dengan itu, saya memupuk kemampuan dari niat untuk menjadi seorang Guru Sekolah Dasar, untuk bisa menjadi madrasah pertama bagi anak-anak saya kelak nanti. Dan menjadi seorang guru itu adalah salah satu pekerjaan yabg sangat mulia. Yaitu yang menjadi perantara untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya dengan cara mendidik, mengajar, dan membimbing seseorang untuk mempunyai ilmu pengetahuan serta menjadikan seseorang memiliki sifat yang berakhlakul karimah.
Dimana dikatakan dalam hadist riwayat Muslim, bahwasannya "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh." Maka menjadi seorang guru sangatlah beruntung, karena apabila meninggal dunia, ilmu yang telah dimanfaatkannya akan terus mengalir menjadi pahala sampai ke alam kuburnya.