Selasa, 18 April 2017

Tafsir QS. Al-Fatir ayat 29-30

Tafsir QS. Fathir 29-30 (Menghidupkan Quran dan Meng-Quran-kan Hidup)

Edisi kali ini bukan berisi cerita-cerita, tapi berisi pesan khusus yang disampaikan ayah siang tadi. Saat saya sedang membaca al-quran di masjid ba’da zuhur, tiba-tiba ayah menghampiri saya dan menjelaskan isi dan kandungan atau lebih tepatnya tafsir quran surat fathir ayat 29 dan 30. Sebenarnya, sebelum-sebelum ini belum pernah ayah menjelaskan / menafsirkan ayat khusus hanya kepada saya seorang, biasanya adik dan kakak saya juga ikut mendengarkan atau beliau sampaikan di rapat keluarga.

Selain itu, biasanya tulisan-tulisan tentang tafsir quran yang saya buat merupakan hasil dari ceramah ayah di masjid atau di pengajian kantor, tapi khusus untuk kali ini saya akan menulis hasil dari penjelasan ayah yang dijelaskan secara personal, man to man,  tentang tafsir surat fathir ayat 29-30, mumpung masih segar dari ingatan jadi segera saya tulis dan sebarkan.

Semoga penjelasan khusus dari ayah ke saya berikut ini dapat bermanfaat buat saya dan juga khusus saya tulis untuk sahabat sekalian, dengan harapan khusus juga agar kita semua bisa memetik nilai-nilai kebaikan yang dapat kita amalkan pada kehidupan sehari-hari. Penjelasan berikut saya kemas dengan bahasa sederhana, bahasa yang ringan, sebagaimana ayah menjelaskan ke saya karena saya juga bukan orang yang bisa bahasa arab, hehehe. Jadi, jangan menganggap tafsir itu bahasan yang berat ya sehingga kita tidak mau membaca. Kalau enggak percaya, baca aja tulisan ini dulu sampai selesai. :D. Itung-itung belajar tafsir quran dikit-dikit.



Oh iya, tafsir yang digunakan ialah tafsir Ibnu Katsir. Dan terakhir, mohon maaf jika ada kesalahan dalam isi tulisan ini, mohon diingatkan ya.

Tafsir Surat ke 35, QS. Fathir Ayat 29-30

Dalam memahami tafsir, lebih enak kita melihat terjemahan dan tulisan arab nya secara bersamaan  karena penggunaan setiap kata di dalam ayat itu lah yang ditafsirkan. Jadi, bentuk-bentuk kata mempengaruhi penjelasan. Karena keterbatasan, jadi saya tulis dalam bentuk bahasa indonesia, juga untuk mempermudah. Kalau yang bingung membaca tulisan ayat dalam bahasa indonesia, buka langsung quran saja ya. untuk quran utsmani ada di halaman 437. Ayat 29-30 berikut ini:

 “Innalladziina yatluuna kitaaballahi, wa aqomuussholaata wa anfaquu mimmaa rozaqnaahum sirron wa ‘alaniyatan yarjuuna tijaarotan lan tabuur. (29). Liyuwaffiyahum ujuurohum wa yaziidahum min fadhlih, innahuu ghafuurun syakuur. (30).”

Artinya : sesunguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (al-quran), dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karuniaNya. Sungguh Allah maha pengampun, maha mensyukuri.

Tafsir surat fathir ayat 29-30 ini menjelaskan tentang orang yang membaca al-quran dan mengamalkan al-quran dalam kehidupan sehari-harinya, mereka akan mendapatkan balasan khusus dari Allah. Bahkan Ibnu Katsir sampai menjelaskan bahwa ayat ini merupakan ayatul qurro, yaitu ayat yang ditujukan untuk pecinta al-quran, para keluarga al-quran, para ahli quran, para pembaca al-quran, para penghafal quran, dan juga para hafizh quran. Intinya, ayat tentang membaca dan mengamalkan al-quran. Semoga kita termasuk kategori orang yang mencintai quran.

Kita akan bahas dari ayat 29. Innalladziina yatluuna kitaaballahi.

Dalam ayat tersebut yang digunakan adalah ‘yatluna’ yang artinya membaca. Tapi, ‘yatluna’ itu merupakan fi’il mudhori’ (dalam bahasa inggris seperti present tense) atau kata kerja untuk masa kini dan masa yang akan datang. Nah, dalam ilmu tafsir penggunaan fi’il mudhori’ tersebut berarti terus menerus dilakukan sepanjang hidup. Kalau dia menggunakan fi’il madhi (dalam bahasa inggris past tense) atau kata kerja lampau maka kemungkinannya bisa 2: bermakna telah terjadi di masa lampau, atau belum terjadi tapi suatu saat pasti terjadi, underline ya suatu saat pasti terjadi. Di dalam al-quran penggunaan pola tersebut umumnya ditafsirkan seperti itu. Jelas ya masalah fi’il madhi dan mudhori’, jadi belajar bahasa arab ya. Hehehe.

Jadi, maksud dari ayat tersebut adalah: orang-orang yang selalu terus menerus membaca al-quran. Nah, jadi kategori ini adalah orang yang selalu membaca al-quran atau kata selalu juga bisa kita artikan sering ya, tapi sering banget. Nah, walaupun kita tidak terlalu banyak baca al-quran tapi sebisa mungkin sering. Misalkan, setiap habis sholat subuh, zuhur, dan maghrib. Ga perlu banyak-banyak yang penting sering, tapi kalau bisa banyak itu baru top markotop. Kalau kata orang betawie nih, itu kite lakuin saban hari dah, jangan ampe kagak ya neng ama abang....

Kita lanjutin ke ayat berikutnya ya. wa aqomuussholaata wa anfaquu mimmaa rozaqnaahum sirron wa ‘alaniyatan.

Setelah dibaca terus menerus, dibaca dengan sering, kita disuruh mengamalkan al-quran. Dengan apa mengamalkannya? Yaitu dengan ‘aqomussholata’ dan ‘anfaqu mimma rozaqnahum’. Dengan cara mendirikan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki. Nah, dua amalan ini mewakili seluruh amal hidup, yatu mewakili amal yang hablun minallah dan hablun minannas. Jadi, urusan sama Allah kita tuntaskan dengan sholat, dan urusan dengan sesama manusia kita tuntaskan dengan berinfaq, atau memberi. Hebatnya 2 amal tersebut adalah sudah cukup mewakili amalan al-quran tuh, makanya di dalam al-quran sering kita dengar ayat ‘wa aqomussholata wa anfaqu’ atau jenis ayat lain yang intinya menyuruh kita menjalankan dua amal hebat tersebut, amal yang bisa mewakili urusan kita dengan Allah dan urusan dengan manusia.

Nah, kedua kata ‘aqomu’ dan ‘anfaqu’ ini menggunakan fi’il madhi, kata kerja lampau, ini berarti sholat dan infaq itu harus konsisten kita jalanin, sesuatu yang tetap, ga boleh kendur, kembang kempis. Kalau dia menggunakan fi’il mudhori’, bisa kadang kita rajin kadang kita kurang, tapi untuk sholat dan zakat ini tidak bisa kita kadang rajin kadang juga enggak sholat. Enggak bisa begitu. Harus konsisten untuk urusan dua ini. Sholat dan infaq, harus konsisten kita laksanain, jangan kita tinggal. Jangan sampai kadang kita sholat kadang kita enggak, ga boleh ya. harus konsisten dikerjain terus. Kalau baca quran mungkin kadang kita males, boleh lah bolong dikit-dikit. Tapi urusan sholat ini enggak ada ceritanya bolong ya, kudu penuh terus.

Lalu, kata anfaqu diikuti dengan min ma qozaqnahum sirron wa ‘ala niyatan.

Coba diperhatikan kata ‘min ma’, itu artinya ‘sebagian dari’. Jadi, kita diperintahkan infaq cukup sebagian rizki aja, enggak perlu semuanya. Kalau bisa semuanya, itu tentu lebih bagus, ini bisa diliat dari surat al-lail tapi kita bahas lain waktu ya, intinya ‘orang yang paling bertaqwa adalah orang yang menginfaqkan seluruh hartanya’. tapi anjurannya adalah menginfaqkan sebagian, itu bukti betapa Allah itu memberi kita banyak banget kemudahan ya, kita disuruh berbagi aja Cuma sebagian, enggak disuruh ngasih semua barang kita. Istilah sebagian, kalau kita punya uang sejuta ya sebagiannya separo kali ya, 500.000 hehehe. Sebagian itu bukan berarti 1.000 doangan ya, itu mah sebagian kecil, malah kecil banget, Cuma berapa persen. Padahal yang wajib saja 2,5% setiap tahun kita harus keluarkan untuk zakat, itu yang wajib, itu artinya dalam setahun kudu lebih dari 2,5% untuk menutup yang wajib dan agar termasuk kategori ayat ini, orang yang konsisten berinfaq.

Kata ‘sirron’ (sembunyi) mengapa lebih dulu disebutkan daripada ‘‘alaniyatan’ (terang-terangan)? Nah ini artinya bahwa bersedekah atau berinfaq dengan cara sembunyi-sembunyi itu lebih diutamakan, atau lebih afdhol dari pada sedekah dengan terang-terangan. Lebih jelasnya bisa buka ayat tentang riya di surat al-baqoroh ya, disana panjang kali lebar kali tinggi dijelasin tentang berinfaq, hehehe. Jadi, maksud dari kalimat di ayat ini adalah berinfaq dengan sembunyi-sembunyi lebih diutamakan daripada terang-terangan.

Ayat berikutnya. yarjuuna tijaarotan lan tabuur.

Orang-orang yang telah melakukan tilawah / membaca al-quran secara terus menerus sepanjang hidupnya, lalu mereka mengamalkan al-quran yang dibaca itu dengan melaksanakan sholat dan berinfaq secara konsisten, dan infaqnya cukup sebagian dari rezeki mereka serta diutamakan infaq nya dengan diam-diam, mereka itu akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Apa itu ganjarannya? Yaitu dijanjikan mendapatkan perdagangan yang tdak akan pernah rugi.

Dalam ayat ini, Allah sengaja memancing kita dengan kata ‘tijarotan’ yang artinya bisnis, usaha, perniagaan, perdagangan. Lalu, penggunaan kata ‘lan’, itu bermakna selamanya tidak akan pernah terjadi. Nah, kebayangkan ganjaran pertama yang Allah kasih? Bisnis dengan Allah yang selamanya tidak akan pernah rugi. Kalau kita bisnis di dunia nih ya, ada enggak orang yang enggak pernah rugi? Enggak ada bung! Kalau ada tuh orang enggak pernah rugi, berarti dia bukan bisnis tapi pegawai yang tiap bulan digaji segitu-gitu aja. Kalau orang bisnis ya ada aja rugi walaupun sedikit. Bahkan, kata Dahlan Iskan, setiap orang punya jatah gagal (rugi), habiskan jatah gagalmu!. Itu berarti setiap kita pasti mengalami rugi, sedangkan ini janji Allah buat kita bahwa Allah akan kasih kita bisnis yang tidak akan pernah rugi selama-lama nya. Mantap kan gan?.

Wah, lumayan capek juga ya, baru satu ayat udah mau tiga halaman. Curhat dikit gpp ya Hehehe. Emang kalau tafsir pembahasannya kudu  perkata, biar gamblang, jelas, dan dipahami bener-bener. Tapi seru juga ya, kita jadi makin paham isi al-quran, makin tambah yakin, nambah keimanan kita... ini baru seayat udah tiga halaman, gimana se Al-Quran ya? ribuan ayat mas bro! Enggak kebayang dah, makanya para ahli tafsir tuh pinter-pinter banget ya. buku kuliah saya aja enggak ada yang berjilid-jilid kaya buku tafsir ibnu katsir, udah gitu enggak ada yang dibaca sampai tuntas satu buku pun, hehehe. Loh, kok jadi curhat lagi. okeh, kita lanjutkan ayat berikutnya yaitu ayat 30.

Nah, akhir dari ayat 29 tadi dan ayat 30 ini berisi tentang ganjaran yang akan Allah berikan bagi yang melaksanakan sesuai dengan ayat 29 tadi, yaitu: Orang-orang yang telah melakukan tilawah / membaca al-quran secara terus menerus sepanjang hidupnya, lalu mereka mengamalkan al-quran yang dibaca itu dengan melaksanakan sholat dan berinfaq secara konsisten, kelak mereka akan dapat ganjaran yang banyak.

Yaitu, Liyuwaffiyahum ujuurohum wa yaziidahum min fadhlih, innahuu ghafuurun syakuur.

Ganjaran pertama tadi sudah disebutkan bahwa mereka akan mendapatkan bisnis dari Allah yang tidak pernah rugi selamanya. Yang berikutnya yaitu ‘Liyuwaffiyahum ujuurohum’, Allah akan sempurnakan pahalanya / ganjarannya. Yuwaffiyahum itu bisa bermakna sempurnakan bisa juga penuh, artinya Allah akan penuhin tuh pahala kita, Allah sempurnain tuh pahala-pahala kita karena kita membaca dan mengamalkan al-quran. Lalu, kata ‘ujurohum’ ini merupakan bentuk jama’ (bentuk plural), itu artinya disempurnakan dengan pahala yang banyak.

Selanjutnya, ‘wa yazidahum min fadhlih’. Tadi sudah Allah sempurnakan pahala nya untuk kita, lalu ditambah lagi dengan, Allah akan menambahkan karuniaNya kepada kita. Kalau tadi yuwaffiyahum itu disempurnakan atau dipenuhi, sudah penuh masih di tambah lagi sama Allah dengan karunia-karuniaNya, karena yang digunakan adalah kata ‘yazidahum’ yaitu menambah. Nah kebayang ga tuh kaya apa? Ibarat ember, udah luber kali ya?. orang udah penuh tuh ember, masih ditambahin lagi. Masya Allah dah ganjaran buat orang yang membaca dan mengamalkan al-quran. Kira-kira masih males enggak ya kita baca quran? Dikasih pahala dan karunia Allah sampai luber? Masa iya masih enggak mau. Dikasih dikit aja udah girang banget ya kita, apalagi dikasih ampe luber, seneng nya enggak ketulungan dah.

Nah, saya mau ibaratin gini nih, biar gampang paham ibaratin nya pakai duit. Misalkan kita kerja, terus karena kita patuh sama perintah atasan kita, dibayarlah gaji kita penuh beserta lemburan-lemburannya berapa jam pun dibayar. Lalu, udah dibayar penuh disempurnakan gaji kita dengan THR lebaran ini, udah penuh tuh kantong, ditambah lagi bonus dari bos kita karena dia puas sama kinerja kita. Nah, kebayang enggak tuh berapa duit yang masuk? Kalau di taro dompet kayaknya duit cash nya enggak cukup tuh. Bisa 2x lipat lebih dari yang seharusnya kita dapatkan. Kira-kira masih males enggak kita baca quran? Ini udah pakai duit umpamainnya, biasanya langsung melek mata kita. Hehehe.

Jadi sudah 3 ganjaran kita dapatkan karena membaca dan mengamalkan al-quran. Pertama diberikan bisnis yang tiada pernah rugi, disempurnakan pahala kita, ditambahkan karunia Allah untuk kita, dan ternyata itu semua belum cukup kata Allah. Karena, saking hebatnya orang yang membaca dan mengamalkan al-quran, maka Allah tambah lagi 2 ganjaran untuk kita yaitu penutup dari ayat 30. ‘innahuu ghafuurun syakuur’. Artinya, Allah maha pengampun dan maha mensyukuri.

Maksud dari Allah maha pengampun dan maha mensyukuri ini adalah, Allah akan ampuni dosa-dosa kita dan Allah akan menjadikan hambanya orang yang bersyukur. Luar biasa kan? Sudah dapat bisnis, dapat pahala dan karunia Allah sampai luber, lalu dosa-dosa kita diampunin lagi, betapa murah hati nya Allah dan itu bukti betapa Allah sayang pada orang yang cinta al-quran. Dan, tahu sendiri kan kalau kita dijadikan Allah orang yang beryukur, itu artinya orang yang bersyukur akan Allah tambahkan nikmatNya. Jadi, udah dapat ampun, lalu ditambahkan nikmat2 Allah untuk kita.

Luar biasa hebat nya orang yang membaca dan mengamalkan al-quran hingga Allah kasih ganjaran yang begitu banyak dan begitu dahsyat nya hanya karena membaca al-quran dan mengamalkannya. Orang hebat ini dapat 5 pemberian dari Allah, diberikan bisnis yang tiada pernah rugi, disempurnakan pahala kita, ditambahkan karunia Allah untuk kita, diampuni dosa-dosa kita, dan dijadikan kita hamba yang bersyukur (sama juga dengan ditambah lagi nikmat dari Allah untuk kita).

Itulah penjelasan tafsir surat fathir ayat 29 dan 30, atau yang disebut oleh Ibnu Katsir sebagai ayatul qurro, ayat nya para pecinta al-quran, cinta bukan sekedar sayang tapi dibaca dan diamalkan.

Sebagai penutup, saya akan menyimpulkan tafsir dari kedua ayat di atas yaitu:

Orang-orang yang membaca al-quran secara terus menerus sepanjang hidupnya, lalu mereka mengamalkan al-quran yang dibaca itu dengan melaksanakan sholat dan berinfaq secara konsisten dan tidak pernah bolong (infaqnya lebih utama secara diam2). Maka Allah akan beri mereka 5 ganjaran: diberikan bisnis yang tiada pernah rugi, disempurnakan pahala kita, ditambahkan karunia Allah untuk kita, diampuni dosa-dosa kita, dan dijadikan kita hamba yang bersyukur (sama juga dengan ditambah lagi nikmat Allah untuk kita).

Pertanyaan sederhana buat kita setelah baca ini, masihkan kita malas membaca dan mengamalkan al-quran?

Semoga Allah berikan kita hidayahNya agar kita termasuk kategori ayatul qurro diatas, orang yang membaca dan mengamalkan al-quran. Dan semoga Allah berikan kita kekuatan untuk bisa konsisten menjalankan amalan ini, serta Allah berikan kita kekuatan dan kemudahan untuk mengajak orang-orang di sekitar kita untuk menjadi kategori ayatul qurro diatas, kategori surat fathir ayat 29-30. Semoga Allah limpahkan kebaikan yang banyak kepada kita, dan Dia jadikan kita hambaNya yang bertaqwa. Aamiin.

Dan, doa khusus untuk kita semua yaitu, semoga Allah Hidupkan al-quran untuk kita, dan Dia quran kan hidup kita, kelak kita termasuk dari Ahlullahi, keluarga Allah, yaitu para keluarga yang cinta Al-Quran. An taj’alal qurananl ‘azhima rabi’a qulibina, wa nuuro shudurina, wa jalaa ahzanina, wa dzahaba humumina wa ghumumina. Aamiin.

Sahabat, ramadhan menyisakan beberapa hari lagi, mari maksimalkan sisa hari ini dengan menjadikan hari-hari nya sebagai hari quran, sebagaimana bulan ramadhan yang dijuluki bulan quran, bulan dimana hari-harinya kita penuhi dengan aktivitas membaca quran dan mengamalkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Implementasi Trilogi Nusa Putra

 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Haiii... perkenalkan nama saya Raida Namira Aulia, salah satu mahasiswi program studi Pendidikan Guru Sekolah ...