Berdamai dengan hati dan pikiran
Berdamai dengan hati dan pikirankedengarannya sangat nyaman dan tenang, jika memang dapat menghasilkan sebuah hasil yang baik saat melakukan berdamai dengan hati dan pikiran kenapa masih banyak orang yang merasa gelisah, bingung , panik ataupun kurang tenang dalam menjalani hidup di alam semesta.
Kemungkinan besar jika manusia tidak dapat menikmati hidup yang sebenarnya, dikarenakan belum dapat melaksanakan sesatu yang mengarah ke dalam spiritualnya, dan faktor spiritualbukan hanya dilihat dari sisi agamanya, tetapi juga bersinambungan dengan spikologis, kejiwaan, kepercayaan, fisik dan kebatinan, hal ini yang memungkin untuk dapat melaksanakan proses berdamai dengan hati dan pikiran.
Dan salah satu fakor adalah kurang dapat menerima apa yang menjadi kekurangan saat ini, mungkin keadaan fisik atau keduniawian, sehingga menjadi tekanan dalam hati dan pikiran setiap harinya, dan menjadikan apa yang ada disekitarnya dirasa kurang bersahabat, maka langkah yang paling utama adalah menerima apapun bentuk keadaan dan kekurangan dalam diri kita, juga apapun bentuk permasalahan yang terjadi saat ini.
Jika pikiran dan hati kita terbiasa dengan menerima dan ikhlas, maka apapun bentuk dan siapapun yang berada disekitar kita, akan mendukung hati dan pikiran kita untuk selalu berdamai dan terasa nyaman pada diri kita.
Langkah untuk berdamai dengan pikiran salah satunya adalah membiasakan dengan hal yang membuat jiwa sehat, agar dapat mersakan bagimana rasa yang nyaman dan tenang saat berdamai dengan hati dan pikiran
10 kebiasaan membuat jiwa sakit
- Memilih yang enak walaupun salah
- Menempatkan keinginan dan tuntunan diluar batas jangkauan
- Tidak mau peduli dan berbagi
- Tidak suka berolah pikir
- Kebiasaan one man show
- Memandulkan kreativitas spiritual
- Kebiasaan membalas aksi negative dengan reaksi negative berlebihan
- Kasih sayang hanya bertuju pada diri sendiri
- Mengumpulkan sampah pergaulan dalam hati
- Mengumbar nafsu amarah
- Memilih yang benar walaupun sulit
- Menikmati dengan puas dan mensukuri apa yang dimiliki ( dalam jangkauan)
- Membiasakan diri untuk berbagi dan peduli, mengubah paradikma dari penerima menjadi pemberi.
- Membiasakan untuk berpikir dan melakukan renungan
- Membiasakan kerja sama dan bersinergi tolong menolong saling memuaskan
- Belajar melihat hikmah daibalik musibah
- Membiasakan untuk member reaksi positif walaupun terhadap aksi negative
- Menyebar kasih saying seluas luasnya
- Membersihkan diri dari sampah pergaulan
- Tidak marah kecuali untuk mendidik, marah sebagai tugas, bukan sebagai pelampiasan emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar